Latest Article Get our latest posts by subscribing this site

Why We Should Stand with Gaza?

Akhir-akhir ini saya sering menangis setiap kali mendengar atau membaca kisah-kisah di Palestina. For sure, I don't know why being too sensitive about this topic. Apapun itu saya bersyukur Allah choose me to stand with humanity. Saya percaya bahwa setiap orang yang lembut hatinya akan peduli dengan rasa kemanusiaan. I told you, we should feel bad about inhumanity, no matter who you are, a Muslim, Christian, Jew, Buddhist, anyone. Apa yang terjadi di Palestina, seperti kita melihat seseorang being bullied, there's a really uncomfortable feeling to see someone bullied. While it's more than bullying, it's oppression, and innocent people being killed. I don't like it and I wish I could do something to stop it. Unfortunately, I can't help them, but I want to do something to help them. 

What's going on in Palestine?

Analoginya sederhana, saya punya lahan yang sudah dimiliki keluarga saya sejak zaman nenek moyang. Lahan ini sangat bersejarah saking lekatnya dengan sejarah nenek moyang saya. Tiba-tiba ada orang asing yang mengklaim lahan tersebut dibawah kekuasaannya, lalu mengklaim bahwa tanah saya telah dihadiahkan kepada orang asing lain dan saya sebagai pemilik lahan yang sah harus pergi. Saya dan keluarga saya tidak mau pergi. Saya berjuang untuk melawan, mempertahankan apa yang menjadi hak saya. Namun, orang-orang asing itu melakukan segala upaya agar saya pergi. Mereka punya kekuatan yang luar biasa, while I don't. Ibarat mereka adalah robot giant and I just a toaster. It's really unfair fight. They have completely shut off water, food, fuel, electricity, and medicine. They have launching bomb, destroying my land, killed my family. My family is hungry, thristy, suffering. It's really inhuman. Namun saya tidak menyerah. Saya terus berjuang untuk mempertahankan hak saya. Saya in this story is Palestinian people. 

In addition, ada kelekatan histori yang lebih mendalam dari sekedar mempertahankan tanah kelahiran mereka, alasan yang saya dengar langsung dari wawancara terhadap Palestinian yaitu mempertahankan masjid Al-Aqsha yang diberkahi. Saya punya curiosity yang tinggi akan hal ini, saya mencari referensinya dan Qadarullah malam tadi Allah menuntun saya membaca Al-Qur'an tepat pada surat Al-Isra'. 

"Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat (Q.S. Al-Isra': 1). Ayat ini menjadi nafas perjuangan bangsa Palestina, selain untuk mempertahankan tanah kelahirannya juga untuk menjaga masjid Al-Aqsa yang diberkahi. Di dalam Al-Qur'an dijelaskan mengapa Al-Aqsa dan daerah sekitarnya itu diberkahi karena Allah menurunkan nabi-nabi di daerah tersebut, juga diberkahi karena kesuburan tanahnya.

"Dan Kami (Allah) tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab ini, 'kamu pasti akan berbuat kerusakan di Bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar." (Q.S. Al-Isra': 4). Ayat ini menjadi penguat bahwa sudah sunatullah ada golongan Bani Israil yang diyakini sebagai asal usul keturunan bangsa Israel yang akan berbuat kerusakan di bumi. Kita tidak pernah tahu sebesar apa kekuatan mereka yang tidak nampak, namun satu hal yang kita tahu Allah Maha Kuat, lebih kuat dari mereka. 

Palestinian percaya bahwa Allah memberikan amanah kepada mereka untuk menjaga Al-Aqsa, masjidil yang menjadi simbol kekuatan umat Islam, simbol pertarungan hak dan batil, makanya Allah menurunkan nabi-nabi di daerah tersebut untuk memerangi kebatilan. So, dua alasan yakni kemanusiaan dan muslim historical selayaknya menjadi dukungan umat muslim dunia kepada Palestina. Yes, people died from both sides, Israel dan Palestina, but Palestinian more suffering and more people died; they live with freedom controlled, no water, no electricity, low access to food and medicine. They don't have basic human right. 

Isra*l itu juga perang nggak pake etika. Rumah sakit dihancurkan, universitas dan sekolah dihancurkan, rumah-rumah penduduk sipil dihancurkan, bantuan medicine nggak boleh masuk, bantuan makanan dibatasi, bahkan kamp pengungsi masih dibomb juga. It's horrible, Isr**l is horrible.  Korban dari Palestin mayoritas anak-anak dan wanita, approximately a half of them. Where is human rights? Where is humanity? That is a war crime.

Sayangnya, tidak semua umat Islam peduli. However, I do understand them, most of them do not care because they do not understand what's going on, atau mungkin sebagian memilih langsung peduli melalui jalur langit tanpa harus mengekspresikannya. Saya hanya berharap kita tidak menjadi bagian dari golongan yang disabdakan oleh Rasulullah.

Rasulullah bersabda, "Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian, seperti halnya orang-orang yang menyerbu makanan di atas piring." Seseorang berkata, "Apakah karena sedikitnya kami waktu itu?" Beliau bersabda, "Bahkan kalian waktu itu banyak sekali, tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn." Seseorang bertanya, "Apakah wahn itu?" Beliau menjawab, "Cinta dunia dan takut mati," (HR. Ahmad, Al-Baihaqi, Abu Dawud).

Ada banyak pesan yang sejatinya dapat kita maknai dari serangkaian peristiwa ini. Seperti yang saya ceritakan di awal. I want to do something to stop it, but I can't help them. Tapi ada satu hal yang saya pelajari dari kehebatan bangsa Palestina, terutama para pejuangnya. Mereka sudah siap untuk syahid. Mayoritas dari mereka, bahkan anak-anak kecil, adalah para penghafal Al-Qur'an. Mereka adalah para pecinta Al-Qur'an. Saya percaya bahwa semua orang yang mencintai Al-Qur'an adalah orang baik. Dalam sebuah wawancara, ada seorang Palestinian yang dalam serangkan Oktober lalu puluhan anggota keluarganya tewas sekaligus, tapi beliau selalu mengucapkan 'alhamdulillah', alasannya kata beliau sudah ridho atas apapun ketetapan Allah yang sudah terjadi dan yang akan terjadi kepada dirinya dan keluarganya disana. Masya Allah. So, silahkan nilai sendiri, orang-orang macam apa Isr**l government dan sekutunya itu hingga tega membunuh para pecinta Al-Qur'an. 

Apa kabar dengan interaksi saya dan anda terhadap Al-Qur'an hari ini? Jangankan hafalan ya, dibaca aja masih jarang-jarang. Apalagi akhir-akhir ini Allah sering banget mengingatkan saya tentang kematian, termasuk salah satunya dari saudara-saudara kita di Palestina. Saya percaya there is no coincidence, everything is connected, apapun peristiwa dan informasi yang Allah hadirkan melalui orang-orang, beranda media sosial, atau apapun adalah pesan cinta Allah untuk kita maknai dan manifestasikan dalam diri. So, for sure I can't help them, karena perihal kekuatan ruhiyah saya dan mungkin juga anda yang perlu ditolong. 

What we can do?

Pray. Berdo'alah dengan sepenuh hati, berbicaralah ke Allah dari hati. Allah adalah semua Kekuatan, Kekuasaan, Pertolongan, Cinta; dan HANYA Allah. Mari kita minta kepada Allah untuk menolong orang-orang yang tertindas, siapapun mereka, dimanapun mereka. Mari kita minta kepada Allah untuk mengirimkan keajaiban-Nya untuk menolong bangsa Palestina. Doa kita itu powerful dan Allah selalu mendengar doa-doa kita. Give the money charity to Gaza if you have, tell people what you've learnt about it, or show your support. Let's imagine, kita lagi kena musibah, lalu ada teman-teman kita yang mendukung, membantu menguatkan, mendoakan; itu helping banget kan, itu aja udah cukup bikin kita bahagia kan. Begitu juga dengan mereka. They just need your support, your care.

Untuk rekan-rekan muslim, mari kita meneladani kecintaan muslim Palestina terhadap Al-Qur'an, read the qur'an with our heart, bacalah, resapilah artinya, tadaburilah maknanya, hidupkanlah ayat-ayatnya one by one in our everyday life. Ini nggak mudah bagi kita yang sudah terbiasa sibuk dengan urusan dunia. But. it's a good time to re-evaluate our day life. Apa sebenarnya yang benar-benar ingin diraih dalam hidup? Kita ini mau ke mana? Sedang dunia ini hanya tempat singgah. Mudah-mudahan dengan mendekatkan hati kita ke Allah dan ke Al-Qur'an, Allah akan melembutkan hati ini, menumbuhkan rasa kasih sayang diantara sesama, dan menjadi jalan kebaikan dunia dan kebaikan akhirat kita. 

Sejujurnya saya malu, saya membaca berbagai buku, jurnal-jurnal penelitian, artikel, boleh dibilang a half of my days saya habiskan untuk itu; tapi berapa banyak waktu yang saya habiskan untuk membaca, mempelajari dan mentadaburi Al-Qur'an? It bursts me into tears. Saya malu. Bertahun-tahun saya diberikan rejeki sama Allah untuk kuliah berbagai jenjang, lalu berapa banyak ilmu akhirat yang sudah saya pelajari? Saya malu. Saya selalu bersemangat untuk meraih cita-cita dunia, bagaimana dengan cita-cita akhirat? Ah...rupanya ini mengapa Allah akhir-akhir ini sering banget menyapa saya melalui pesan-pesan tentang kematian, hari akhir, padang mahsyar, buku catatan amal. Allah itu lagi menyapa saya dengan penuh cinta "yuk lihat buku catatan amalmu", "yuk kembali ke jalan yang lurus", "yuk persiapan untuk pulang". I always well-prepared untuk apapun urusan dunia, bagaimana dengan persiapan akhirat? Again it bursts me into tears. 

Sungguh Allah Maha Baik. Allah Baik Banget. Allah itu sayang banget sama kita makanya kita sering diingatkan. Kita semua sering diberikan pesan cinta oleh Allah melalui peristiwa-peristiwa, namun kita masih sering gagal menangkap pesan cinta-Nya. Terima kasih Allah masih memberikan kita nafas. Artinya, Allah masih kita ngasih waktu untuk memperbaiki diri. Masih ada waktu untuk memantaskan diri untuk menjemput kehidupan akhirat yang indah, kehidupan yang kekal. 

Siapapun kamu yang membaca tulisan ini, saya ingin mengatakan tulisan ini dibuat dengan cinta "aku mencintaimu karena Allah, aku menyayangimu karena Allah." Mari kita perbaiki rapor amal kita, mungkin saat ini masih banyak merahnya (saya terutama), percayalah Allah Maha Pengampun, Allah Maha Pemaaf. Mari ikhtiar mendekat ke Allah, mendekat ke Al-Qur'an, mendekat ke orang-orang sholih agar kita ketularan sholihnya. Membaca satu huruf Al-Qur'an saja pahalanya 10 kebaikan. Kebaikan sekecil biji zarahpun Allah janji pasti akan dibalas, dan kejahatan sekecil apapun Allah juga janji pasti akan dibalas. Zarah itu benda yang sangat kecil, sangat ringan, yang bahkan tidak terlihat, ini makanya niat berbuat baik saja sudah dicatat sebagai sebuah kebaikan. Semoga tulisan ini menjadi wasilah kebaikan untuk kita semua.


Sebuah nasihat untuk diri sendiri yang masih berjuang memantaskan diri menjadi baik

Yogyakarta, 5 November 2023


notes pic: regardless of its history, watermelon is a protest symbol to free Palestine, to save humanity

Sungguh Aku Cemburu

"Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridho dan diridhoi-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku." 

(Q.S. Al-Fajr: 27-30)

Siang tadi saya mendapatkan kabar mengejutkan, sahabat saya saat kuliah S2 dulu, mbak Anis Uswatun Khasanah meninggal dunia. Saya lama tidak bertemu dengan beliau mengingat selepas selesai kuliah beliau berhijrah ke Serang mengikuti suaminya yang bertugas di salah satu perusahaan di Cilegon dan saya pun pindah ke Bandung. Mendengar kabar itu memori saya otomatis memutar rekaman sosok saudari perempuan yang ceria, ramah, lembut, dan murah senyum. Diantara kami, beliau yang paling konsisten setoran hafalan mengingat selain sebagai mahasiswa kala itu, beliau juga santri tahfidz Al-Qur'an di Ponpes Darus Sholihat. Awal pertemuan saya dengan beliau adalah saat kuliah S2 dulu, kami sama-sama mahasiswa Pascasarjana di UGM, selain kuliah kami memiliki aktivitas kajian pekanan dan Allah mempertemukan saya dalam satu forum dengan beliau. 

Dari kakak saya, yang sama-sama alumni santri Darus Sholihat, saya tahu bahwa mbak Anis meninggal karena keguguran. Kisah beliau selanjutnya inilah yang membuat saya sungguh cemburu. Saya menangis karena teringat kebaikan mbak Anis dan saya bersaksi bahwa beliau adalah orang baik, sangat baik; dan saya juga menangis tatkala membaca kesaksian-kesaksian dari teman-teman mbak Anis tentang kebaikan-kebaikan beliau. Dan saya juga menangis mengingat bekal apa yang sudah saya miliki untuk kembali kepada-Nya. Rasanya saya masih saja sibuk dengan urusan dunia. Akan seperti apa orang mengenang kematian saya nanti? Dan saya menyadari saya sungguh orang yang dzolim terhadap diri sendiri karena sering terlalu sibuk dengan urusan dunia. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa saya. Allah Maha Pengampun. 

Ya Allah, saya bersaksi, sungguh mbak Anis orang baik. Bahkan kematianmu pun memberikan nasihat yang sangat berharga untuk saya. Betul katamu, bahwa nasihat terbaik adalah kematian. Masya Allah. Allah Maha Baik karena telah mempertemukan saya denganmu. Allah Maha Baik yang telah memberikanmu kebaikan di dunia dan juga akan memberikanmu kebaikan di akhirat, kematian yang Husnul Khotimah insya Allah. Ini adalah kisah mbak Anis yang saya tahu dari orang-orang baik yang mengenalmu, dari para ustadz/ah dimana engkau menjadi santri; dan semua kisahmu patut saya teladani. 

Bertahun-tahun setelah pernikahannya, mbak Anis terus berjuang untuk mendapatkan anugerah keturunan dari Allah Ta'ala. Berbagai cara beliau, suami, dan orang tua lakukan. Tidak terhitung biaya yang sudah dikeluarkan. Beberapa kali gagal namun beliau terus mengoptimalkan ikhtiar, termasuk diantara ikhtiarnya adalah mendatangi orang-orang sholih, memintakan doa khusus untuk keberhasilan ikhtiar beliau. Sampai akhirnya, setelah beberapa kali operasi karena ada kista, di proses bayi tabung ketiga, Allah karuniakan janin di rahim beliau. Kebahagiaan pun membuncah, namun Allah lebih memilih husnul khotimah untuk beliau. Sebuah cara kematian yang indah, yang Allah pilihkan untukmu. 

Semasa hidup, selain sebagai dosen dan ketua jurusan di salah satu Universitas di Banten, beliau juga adalah santri penghafal Al-Qur'an. Semangat hafalannya perlu menjadi teladan. Pengelola ponpesnya bercerita bahwa saat mbak Anis tidak dapat hadir halaqah Qur'an karena agenda mengajar, beliau minta ijin untuk datang ke rumah ustadzahnya untuk setoran hafalan sambil membawa buah tangan. Masya Allah. Beliau selalu siap diminta pertolongan tenaga dan pikiran bahkan infaq-infaq untuk kegiatan ponpes. Setiap subuh selalu ada infaq masuk secara rutin  ke rekening yayasan. Setelah dilihat, ternyata infaq subuh dari mb Anis. Beliau tidak pernah laporan,  hanya selalu ada catatan mutasi bertuliskan infaq subuh setiap hari. Masyaa Allah. Beliau juga pengurus ponpes tahfidz yang cerdas dan taat, beliau tidak pernah menolak dimintai pertolongan, padahal sebagai ketua jurusan beliau punya kesibukan yang luar biasa. Tahrimnya beliau kepada guru juga luar biasa. 

Namun sekali lagi, Allah memiliki rencana yang lebih indah untuk mbak Anis. Selamat jalan Mbak Anis. Saya dan semua orang yang pernah mengenalmu bersaksi bahwa engkau adalah hamba yang baik, teramat sangat baik. Kebaikanmu tercatat di hati kami, kamu telah menjadi teladan dalam hidup kami. Bahkan saya yang bertahun tak berjumpa begitu tersentuh mendengar kepergianmu. Selamat jalan mbak Anis. Insya Allah engkau husnul khotimah. Ya Allah tempatkanlah beliau di sisi terbaik-Mu. Ya Allah, jika waktu kami telah tiba nanti, ijinkan kami bersua kembali dengannya di surga-Mu nanti, bersama siapapun yang mencintaimu dan bersaksi atas kebaikanmu. Ya Allah di sisa usiaku ini kumpulkanlah aku dengan orang-orang baik, dengan orang-orang yang mencintai-Mu, sehingga kelak ketika kami kembali kepada-Mu kami dapat saling menjadi saksi untuk meraih surga-Mu. Aamiin.

Mbak Anis, surga telah menanti kehadiranmu, tempat terindah para pejuang kebaikan. 

Barakallahufikum. 


Yogyakarta, 21 September 2023


Kedamaian


Jika kita ingin menciptakan diri atau dunia yang damai, tenang, bahagia, penuh kasih sayang dan menyenangkan, maka yang perlu dilakukan adalah berkomitmen menciptakannya, baik untuk diri sendiri maupun untuk semua orang di sekitar kita. Saya belajar melalui situasi yang pasang surut, dan saya menemukan bahwa terdapat peluang (learnt) dan tujuan dari setiap hal yang Allah berikan pengalamannya dalam hidup saya. Sebagai contoh, ada orang-orang dan situasi yang hadir dalam hidup saya untuk mengajari saya tentang sabar, memaafkan, dan yang terpenting adalah tentang pengendalian diri. Meski terkadang trauma dan rasa sakit yang ditimbulkannya muncul jika ada situasi yang mentrigger-nya. Kabar baiknya, hal tersebut menjadi semacam early warning jika ada sesuatu yang salah sehingga saya bisa aware, berhenti sejenak, kembali mengevaluasi diri, taking time alone dan bertanya pada diri sendiri “apa lagi yang harus saya perbaiki?”

Dari pengalaman tersebut saya menemukan bahwa setiap orang yang Allah libatkan dalam hidup saya hadir untuk mengajarkan saya sesuatu. Kesimpulan dari perspektif saya, apa pun karakter orangnya, semuanya hadir untuk mengajarkan kebaikan, untuk saya tumbuh menjadi lebih baik. Apa pun yang mengganggu saya sedang mengajari saya kesabaran. Apa pun yang meninggalkan saya sedang mengajari saya bagaimana berdiri di atas kedua kaki saya sendiri. Apa pun yang membuat saya marah sedang mengajari saya pemaafan dan kasih sayang. Apa pun yang tidak dapat saya kendalikan sedang mengajari saya cara melepaskan. Apa pun yang memiliki kekuatan atas saya sedang mengajari saya cara mengambil kembali kekuatan saya. So, semua perjalanan hidup adalah pembelajaran. Setiap tantangan hadir untuk menantang saya untuk tumbuh menjadi versi terbaik dari diri saya.

Kedua, daripada menyalahkan orang atau situasi, mulailah dengan melihat ke dalam diri sendiri, apa yang bisa saya perbaiki untuk menyelesaikan masalah ini? Jauh dari keluarga misalnya, kadang membuat saya feeling unloved, karena jarang berkomunikasi. Terlebih di saat saya “merasa” terpuruk butuh banget untuk sekedar disapa duluan, ditanya kabar. Padahal sebenarnya perasaan tersebut hanyalah ilusi dari pikiran saya yang sedang “sakit”. Faktanya, support terbesar saya untuk survive di setiap ups and downs adalah keluarga. Yang menyemangati di kala lagi fase the worst juga keluarga. Yang selalu support apa pun pilihan hidup saya ya keluarga. They are home. Sejauh apapun saya pergi, mereka adalah rumah pertama saya untuk kembali. Lalu saat perasaan unloved itu hadir, apa yang saya lakukan? I creating love, unconditional love. Cinta yang saya berikan tanpa ingin imbalan apapun. Cinta yang membahagiakan: saya memberi makan kucing yang kelaparan di jalanan, bersedekah untuk orang yang sakit, bersedekah untuk penjual keliling yang sudah sepuh, memberikan tips untuk driver yang membelikan saya makan, melayani dengan baik siapa pun yang berkonsultasi atau berdiskusi dengan saya. Itu adalah contoh-contoh kecil how to create love within myself, creating unconditional love within me with love others. So, love is everywhere, and I am love itself.

Itu sama seperti konsep kebahagiaan. Ada orang yang mencari kebahagiaan dalam hal material, itu sah saja karena setiap orang punya tujuan, standar, dan kebutuhan hidup yang berbeda. Namun, saya tidak melekatkan kebahagiaan pada hal material like things or people. Kebahagiaan itu diciptakan di dalam diri saya sendiri. Let’s imagine how I can love other rightly and unconditionally jika saya tidak bahagia? Bagaimana saya bisa sukses dalam pekerjaan, karir atau study jika saya tidak bahagia? Saya percaya bahwa, perasaan bahagia lah yang membuat saya bisa enjoy loving others, enjoy dalam pekerjaan, karir, dan studi. Apakah terus tidak pernah sedih, marah, atau kecewa? Tidak juga, semua perasaan itu adalah manusiawi, namun jika saya fokus pada perasaan yang positif, maka perasaan yang lainnya akan hadir sewajarnya dengan kontrol yang sangat baik.

Ada situasi di masa lalu yang membuat fisik dan psikis saya terganggu. Di fase itu kakak saya terus mendorong untuk mengambil kembali kekuatan saya, to be strong. Saya mulai belajar law of attraction (LoA). Di saat orang lain belajar LoA untuk menarik kekayaan, saya belajar LoA untuk spiritual journey, to clear my thought and my soul from the trash. Saya membaca banyak buku pengembangan diri, menonton banyak video pengembangan diri. Ini proses pertumbuhan diri yang sangat panjang, ups and downs. Saya membuat afirmasi diri positif setiap saat. Saya belajar dan bertumbuh. Saya telah membuktikan bahwa kata-kata adalah do’a itu benar adanya. Saya selalu meluangkan taking me-time untuk memperkuat bonding dengan diri sendiri karena semakin kuat bonding dengan diri sendiri akan semakin mudah menyadari jika ada hal yang salah terjadi, baik inside maupun outside. Jika saya merasakan ada yang salah, I am taking responsibility to fix it, I don’t blaming other or situation for my mistake.

“Perhatikan pikiranmu, mereka menjadi kata-katamu; perhatikan kata-katamu, mereka menjadi tindakanmu; perhatikan tindakanmu, mereka menjadi kebiasannmu; perhatikan kebiasaanmu, mereka menjadi karakter; perhatikan karaktermu, mereka menjadi takdirmu (Lao Tzu).” Saya mengenal pesan dari Lao Tzu tersebut sebagai takdir muallaq, takdir yang dapat diubah dengan do'a dan ikhtiar. 

“Orang yang mampu mengendalikan pikirannya, akan mampu mengendalikan emosinya. Orang yang mampu mengendalikan emosinya, akan mampu mengendalikan energinya. Orang yang mampu mengendalikan energinya akan mampu mengendalikan tubuhnya (tindakannya).” (Anonim)




Allah Maha Baik


Perjalanan berkendara jarak jauh selalu menyisakan hal tak menyenangkan mengingat saya fobia naik kendaraan tertutup. Hal yang paling sering dan mostly terjadi saat perjalanan jauh adalah migren seperti halnya saat mudik beberapa waktu lalu. Perjalanan travel yang normalnya ditempuh sekitar 8 - 10 jam telah memakan waktu lebih dari 12 jam. Saat itu saya lupa menyiapkan paracetamol dan migren saya kumat padahal perjalanan masih jauh. Mau meminta ijin berhenti di apotek juga tidak enak dengan pak sopirnya mengingat jalanan macet, jadi kendaraan berjalan seolah berlomba dengan kendaraan lainnya. 

Alhamdulillah saat itu menjelang makan malam dan pak sopirnya sudah merencanakan akan berhenti di warung makan. Nah berdasarkan pengalaman biasanya tempat istirahat yang disinggahi hanya khusus yang ada rumah makan, toko oleh-oleh atau mushola. Jadi satu-satunya harapan saya kala itu hanya lewat do'a supaya saya bisa menemukan warung atau apotek terdekat sekitar rumah makan tersebut. Saya pernah mendengar bahwa waktu perjalanan adalah saat yang makbul untuk berdo'a. Jadi saya berdo'a sama Allah sambil visualisasi (ini pakai teknik law of attraction) agar saat berhenti makan nanti saya  membeli obat di sekitar rumah makan, saya tidak menyebutkan secara spesifik warung atau apotek dan tidak menyebutkan secara spesifik jenis obatnya, tapi hati terdalam saya, saya ingin paracetamol. Saat itu saya berusaha menahan sakit kepala yang semakin pening.

Alhamdulillah beberapa jam kemudian, kami sampai di warung makan. Sesampainya di lokasi, yang pertama kali saya cari adalah warung klontong atau apotek namun hilalnya tidak nampak. Sayangnya informasi dari pemilik rumah makan di daerah tersebut memang tidak ada warung apalagi apotek. Lalu ibu pemilik warungnya bertanya, apa kebutuhan saya dan saya sampaikan sedang sakit kepala dan membutuhkan obat paracetamol. Qadarullah ibunya ternyata punya stok paracetamol dan kemudian saya diberi dua buah, saat mau saya bayar beliau tidak mau. Alhamdulillah.

Apa yang ingin saya sampaikan adalah, Allah itu Maha Baik yang akan selalu mendengar dan mengabulkan semua do'a - do'a kita. Satu yang kemudian saya dapatkan hikmah dari kisah tadi adalah tanpa kita sadari, Allah seringkali memberi hal yang lebih baik dari apa yang kita minta, karena seringkali apa yang kita minta itu sifatnya empiris dari apa yang pernah kita atau orang lain alami dengan panca indra kita sebelumnya. Seringkali kita mengabaikan hal-hal yang beyond our reach karena kita anggap itu mustahil. Padahal tidak ada hal apapun yang mustahil bagi Allah. Contohnya sesimple yang saya sampaikan dari kisah tadi, saya minta sama Allah agar bisa beli obat sakit kepala tapi ternyata Allah malah menghadirkan orang lain yang memberikan saya obat tanpa saya harus beli. Tujuannya sama, tapi Allah memberi saya opsi yang lebih baik untuk mencapai tujuan tersebut. Dan setelah saya analisa, saya menemukan banyak sekali pengalaman yang membuktikan bahwa Allah itu Maha Baik, saya ingin apa, tapi Allah memberi saya jauh lebih baik dari apa yang saya minta. 

Maka pesan saya, jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah. Jangan pernah berhenti meminta sama Allah. Do'a adalah bukti keimanan, bukti bahwa kita hanya menggantungkan harapan sama Allah. Yang terjadi seringkali kan kita bergantung kepada manusia yang pada akhirnya dikecewakan jika ternyata yang terjadi tidak sesuai harapan. Allah itu satu-satunya dzat yang nggak akan nge-php kita loh. Apapun do'a kita Allah akan mengabulkannya dengan tiga cara: dikabulkan saat itu juga, dikabulkan nanti di waktu terbaik menurut Allah, atau diganti Allah dengan perkara yang lebih baik. Kadangkala baik menurut kita itu subyektif berdasarkan nalar dan rasa kita, padahal bisa jadi apa yang baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah. Jadi apapun do'a, harapan, keinginan kamu, mintalah sama Allah then surrender, lepaskan (let go) artinya apapun hasilnya berserahlah sama Allah. Ada beberapa tips agar kita mampu berserah dan melepaskan keinginan kita hanya pada Allah, yakni melepaskan diri dari hasil atau jangan terobsesi; fokus pada kehidupan kita saat ini (be productive, self-growth), istilah psikologinya belajar mindfulness dan terus belajar menjadi pribadi yang lebih baik karena karakter membentuk takdir kita; dan yang terakhir saat rasa tidak percaya diri muncul atau saat kita ragu apakah doa kita akan dikabulkan atau tidak, tanyalah kepada diri sendiri "who am I not to trust?" "kita ini siapa sampai nggak percaya sama Allah?" Tiga hal ini yang saya praktekkan saat saya sedang fokus meminta sesuatu sama Allah dan so far semuanya works, some of them work unexpectedly dan menurut saya ini amazing, Allah Maha Baik.

See the Bigger Picture of Life

Sometimes life turns against us, we lose something or someone valuable; or maybe we fall into accidents and misunderstandings, we can’t finish anything, we couldn’t start anything, and then everything is delayed, nothing goes it should. You get the feeling that life has stopped, that you’ll get hit by something the moment you step out your home and life will become a series of bad events.

One thing that have to know, nature always share purposeful events with us and send us needed lessons, but we mostly enjoy our comfort zones and avoid taking responsibility for things that happening around within us. We would rather blame outside circumstances for everything happened. We reject responsibility, while the true is nature and Allah always tries to remind us of this. We avoid admitting our mistakes, we avoid feeling guilty, and we avoid admitting that something our fault.

 All series in our life, especially bad events come to remind and rewind us that we are the true creators of our destiny and our lives. It’s amazing opportunities to stop for a moment, to take a pause, to go inward, to observe what’s going on and why, to reflect and review everything that needs to be reflected and reviewed. THE CENTRE IS US NOT OTHERS. Maybe we should correct our behaviour, fix things, finish unfinished things, put some things on hold for a while, and resolve past issues.

It shows us that we can control the way we react to those outside events. It teaches us to refocus our attention from outside to inside so that we can align with the outside in the right way. It wants to show us that we can’t control how things will turn out and unfold in the material world. We can control the way we react, act, speak, feel, how we experience those things, how we behave under those situations that frustrate us how we use our gift and how we communicate.

If you stuck in something, if you get stuck anywhere anyhow, remember that this is precious time to stop to revalue, reschedule, review, recover, reorganize, reveal, redo, or other RE. everything that start with RE is good for you. We have chance to heal our past, to revisit things we thought we were done with but that are actually still stuck within us. We can stop for a while and observe in silence. This gives us the necessary time and space to get closer to our true alignment.

Maybe we have conflict with someone. You feel like no one understand you, no one listening you, no one support you, but trust me that conflict is actually a healthy thing. It reminds us of where we need to improve ourselves and to accept the situation. We are reminding to forgive, rethink things being said, review our behaviour, correct our wrong, let go everything that does not serve us anymore, reconnect with our intuition, and put more trust in life to Allah and the way it unfolds for us and through us. It’s always about our control over ourselves and self-responsibility.

When we got troubled and imbalanced energy on doing something. It reminds us of our wrong doings. It shows us we’re doing something that’s not good for us, or maybe we’re not ready yet for that moment, and it protects us from going into wrong direction, it gives us time and space to level up our readiness. From our perspective, it seems that life against us during this time, you feel desperate, maybe you’d think that you’re cursed that day, that you’re experiencing bad luck. By the way, trust that there’s no bad luck, it’s always our lack of understanding the bigger picture, lack of ability to recognize what’s truly going on. What if your delayed, protected you from a bigger accident and a bigger trouble? What if bad series events in your life saved you from something much worse? What if your being late or not showing up on that place because it’s not the right time for it right now? Finally, it protects you and leads you toward the right direction. Maybe you’re not supposed to come to a place today because tomorrow or other day is much better. You wanted to finish it today, but your higher self knows better.

#self-reflection

source of image: Singa Mengaum Afrika - Foto gratis di Pixabay - Pixabay

27-12-2022

Tips Lolos Wawancara Beasiswa BPI


Banyak surprise yang saya peroleh di bulan September 2022 ini, salah satunya adalah saya lulus dalam seleksi Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI). Saya mengambil skema BPI Pendidikan Tinggi Akademik Program S3 Dalam Negeri. Syarat untuk melamar skema ini adalah dosen di Perguruan Tinggi Akademik yang telah memiliki NIDN atau nomor induk dosen lainnya. Adapun BPI menawarkan banyak skema beasiswa baik untuk S1, S2, maupun S3 yang dapat diakses melalui laman resminya. Saya sempat tidak lolos seleksi administrasi karena dikira sudah mahasiswa on going, padahal saya sudah melampirkan surat keterangan defer di dalam LoA. Kelebihan beasiswa BPI adalah terdapat periode sanggah dimana yang tidak lolos seleksi administrasi yang menyangkut aspek kelengkapan dokumen diberikan kesempatan untuk mengklarifikasi dan mengupload ulang dokumen yang ditanyakan. Salah satu yang paling challenging dalam proses seleksi beasiswa adalah wawancara yang umumnya menjadi tahapan seleksi akhir, butuh kesiapan fisik dan mental untuk menjawab berbagai pertanyaan reviewer yang seringkali unpredictable. Berikut ini ada beberapa tips sesuai dengan pengalaman saya untuk lolos seleksi wawancara beasiswa BPI.

1. Be prepared sebelum waktu yang dijadwalkan
Wawancara saya dilakukan secara online melalui zoom, saat itu jadwal saya di undangan adalah pukul 13.00, namun di dalam undangan diminta stand by sejak 2 jam sebelumnya, dan betul saja saya diminta oleh panitia yang menghubungi by whatsapp untuk masuk ke ruang zoom meeting sekitar pukul 11.30. Pengalaman saya sewaktu wawancara beasiswa LPDP saat studi S2 juga sama, jadwal wawancara saya lebih cepat dari yang dijadwalkan. Time readiness ini sangat penting karena akan berpengaruh ke kesiapan mental kita. Kondisi yang panik akan membuat konsentrasi terpecah dan akhirnya membuat kita tidak dapat berfikir jernih dalam menjawab setiap pertanyaan reviewer. 

2. Persiapkan materi wawancara dengan baik
Permasalahannya kita tidak tahu dan tidak diberi tahu apa saja materi wawancara yang akan ditanyakan. Namun kabar baiknya, dari pengalaman saya mengikuti berbagai seleksi beasiswa studi, pertanyaan wawancara tidak akan jauh-jauh dari dokumen baik itu rencana studi, CV, rencana proposal penelitian, self-assessment maupun esay yang kita tulis. Untuk beasiswa BPI self-assessment dan essay-nya ini banyak sekali jadi harus dicicil membuatnya. Ada sekitar 5 pertanyaan self-assessment yang harus dijelaskan dalam bentuk essay sepanjang 1500-2000 kata per pertanyaan (khusus S3), dan 2 essay lainnya dengan jumlah kata yang sama (khusus S3), untuk jenjang pendidikan yang lebih rendah jumlah kata yang diminta sepertinya lebih sedikit. Tips menulis essay tersebut: dicicil, buat outline terlebih dahulu untuk kemudian dikembangkan sendiri substansinya (jangan pernah copas dari internet yaa), be honest hanya ceritakan yang benar-benar diri kamu, pengalaman kamu, inspirasi kamu, ataupun hal-hal lainnya yang menggambarkan diri kamu yang sebenarnya. Semoga jika ada waktu saya akan membahas perihal khusus essay BPI di tulisan lain. 

Saat itu saya sudah menyiapkan banyak list kemungkinan pertanyaan dari topik-topik yang sering muncul di wawancara beasiswa LPDP, mengingat BPI saat ini kan dikelola oleh LPDP. Tapi seperti yang saya sampaikan di awal, pada kenyataannya topiknya memang unpredictable yang keluasan topiknya sangat berbeda dengan saat wawancara LPDP S2 dulu. Pada wawancara BPI kali ini, mungkin karena untuk studi S3, hampir 90% pertanyaan terkait dengan riwayat penelitian, rencana penelitian; dan sisanya sedikit topik tentang rencana studi dan bagaimana menghadapi conflict issue saat studi untuk memastikan saya bisa lulus tepat waktu. 

Ada tiga orang yang menginterview saya dengan fokus pertanyaan yang berbeda: pewawancara pertama, topiknya tentang potensi pengembangan inovasi dari calon penerima beasiswa. Pertanyaannya kira-kira seputar hibah-hibah penelitian yang pernah diperoleh termasuk pertanyaan khusus tentang Matching Fund Kedaireka, adakah potensi produk yang bisa dipatenkan dari hibah tersebut, jumlah publikasi selama menjadi dosen, diseminasi hasil risetnya seperti apa yang sudah dilakukan, rencana lima tahun pasca studi, judul publikasi yang akan diterbitkan dari riset S3, dan sisanya menggali tentang rencana proposal disertasi. Yang challenging, pertanyaan-pertanyaan beliau ini cepat sekali dan langsung to the point ke hal-hal substantif, so bener-bener nggak bisa ngarang. Bayangkan saja ditanya secara cepat kayak kuis apa gitu, dalam tekanan time and situation, pastinya yang kemudian muncul adalah jawaban-jawaban spontan yang langsung menjawab substansi pertanyaan. Beliau ini penanya pertama, jadi saya bayangkan kalau udah desperate di tahapan ini kayaknya akan hopeless juga di reviewer berikutnya karena udah kena mental. Sebagai informasi, saya memiliki 18 publikasi yang dicantumkan di CV pendaftaran beasiswa (mayoritas jurnal nasional terakreditasi), empat hibah Kompetitif Nasional yang diperoleh selama kurun waktu 6 tahun menjadi dosen (3 diantaranya ketua pengusul) dan menyusun 2 proposal hibah Matching Fund yang salah satunya lolos pendanaan. Pada part Matching Fund ini saya jelaskan posisi saya hanya membantu penyusunan proposal bukan sebagai tim pengusul, dimana permohonan membantu penyusunan pun karena kompetensi bidang, namun disini saya bisa menjelaskan detail substansi usulan dan cipta reka teknologi usulan serta potensi patennya karena memang benar terlibat dalam penyusunan proposal tersebut. Selanjutnya, dari satu disertasi saya menyebutkan tiga target publikasi jurnal internasional bereputasi yang dicicil publikasi per tahun dari mulai artikel literature review, hasil studi kualitatif dan terakhir hasil studi kuantitatif (penelitian saya menggunakan pendekatan mixed-method). Adapun pertanyaan untuk substansi proposal adalah alasan pemilihan topik dan novelty. 

Reviewer kedua pertanyaannya lebih sedikit, seputar alasan pemilihan program studi tujuan hubungannya dengan linieritas keilmuan, rencana implementasi hasil disertasi, dan beberapa hal tentang metodologi penelitian khususnya di pengumpulan data dan analisis data. Sedangkan reviewer terakhir bertanya lebih sedikit lagi, kalau tidak salah hanya tentang apakah yakin bisa lulus tepat waktu dan bagaimana mengatasi kekecewaan dalam hidup. Pertanyaan terakhir inipun muncul karena ada jawaban saya sebelumnya yang menimbulkan pertanyaan tersebut. Mereka juga bertanya lebih santai. So far yang paling challenging adalah di reviewer pertama. Jika dibandingkan dengan topik pertanyaan wawancara LPDP S2 saya dulu, topik pertanyaan wawancara BPI ini jauh lebih simple, namun perlu memiliki prestasi dan pengalaman-pengalaman yang memadai selama menjadi dosen, terutama dalam aspek penelitian. So, bagi teman-teman dosen yang ingin mendaftar beasiswa ini, dari sekarang dapat mulai membangun portofolio penelitiannya terlebih dahulu. Mungkin tidak harus banyak penelitian dan publikasinya, namun yang terpenting kamu bisa menonjolkan passion kamu dalam bidang penelitian apa. Jadi usahakan area topik penelitiannya konsisten ya karena yang saya lihat dari reviewer sebenarnya mereka hanya ingin melihat kita ini punya passion atau tidak. Jika kamu sudah punya road map penelitian barangkali akan lebih baik untuk komitmen menjalankan itu.

3. Tenang, don't panic or nervous
Terakhir tips dari saya perbanyak berdzikir dan berdo'a di hari H wawancara supaya hati dan pikiran kita tenang. Jika perlu lakukan meditasi jika merasa overthinking. Minta do'a dan restu juga dari orang tua jika masih ada, do'a mereka itu powerful. Dengan ketenangan hati dan pikiran maka kita akan bisa berfikir dengan jernih. Energi positif kita juga akan memancar kepada orang lain sehingga reviewer-nya akan yakin bahwa kita adalah kandidat yang tepat untuk menerima beasiswa. Intinya tahapan wawancara ini adalah untuk melihat potensi dan kesiapan kita untuk studi dan tentunya mereka hanya akan meloloskan pelamar yang memenuhi kriteria saja. Artinya jika ternyata belum lolos seleksi, don't blaming outside circumstances or others (such as reviewers or scholarship providers) or yourself either. Tetapi cobalah evaluasi kesiapan kita, barangkali memang kita belum siap untuk moment itu sehingga Allah ngasih waktu untuk kita berjuang lagi dengan persiapan yang lebih matang. Atau barangkali ada rejeki kita yang lebih baik di tempat lain. Everything will comes to you at the right time and the right place, believe it. Ada banyak cara untuk kita staying positif dan moving forward meskipun gagal dalam suatu hal. Bagi saya kegagalan adalah hal yang biasa, justru dari situ saya banyak belajar dan terus bertumbuh. Yang terpenting adalah menanamkan mindset tumbuh. Ciri orang yang punya mindset tumbuh: selalu berfikir positif, optimis, persisten, dan jika menghadapi masalah mereka taking responsibility, taking initiatif, taking lesson untuk menemukan alternatif-alternatif solusi terbaik.

source of image: https://pixabay.com/id/photos/burung-hantu-komputer-headphone-947768/ 

Cara Berinvestasi untuk Diri Sendiri

Berinvestasi tidak melulu tentang uang, saham atau sejenisnya. Ada banyak cara, salah satu yang kadang dilupakan adalah berinvestasi terhadap diri sendiri. Inti dari investasi terhadap diri sendiri adalah menginvestasikan waktu dan modal untuk peningkatan skill pada bidang minat atau peran kita. Salah satu yang menurut saya dapat dilakukan oleh siapapun saat ini adalah pengembangan skill melalui berbagai pelatihan skill.

Saat ini banyak sekali kegiatan webinar dan kursus online bersertifikasi. Kabar baiknya, pola model bisnis mereka umumnya adalah free as a business model, artinya ada setidaknya satu segmen konsumen substansial mereka yang mendapatkan penawaran gratis (free-of-charge offer) untuk layanan basic atau overview, dan jika kita tertarik untuk mendapatkan full program baru ikut yang berbayar. Model bisnis ini menguntungkan bagi perusahaan dan konsumen. Bagi konsumen, dengan adanya course overview kita bisa lebih selektif memilih pelatihan yang hanya benar-benar memberikan skill yang dibutuhkan. Sedangkan bagi perusahaan, program ini merupakan bagian dari promosi untuk membangun product awareness sehingga meningkatkan akuisisi pelanggan potensial. 

Sebagai contoh, yang memiliki minat pada bisnis dan digital marketing, dapat meningkatkan skill dengan mengikuti berbagai pelatihan atau kursus pemasaran digital secara tatap muka online dengan waktu dan tempat yang lebih fleksibel khususnya bagi mahasiswa atau yang sudah bekerja. Sebagai contoh Revou menyediakan kegiatan mini rourse digital marketing selama satu pekan secara gratis dan bersertifikat. Semua mentornya berpengalaman sebagai praktisi dari beberapa start-up digital ternama di Indonesia. Overview-nya sangat insightful dan ada simulasi kasus membuat landing page untuk drip campaign. Untuk dapat sertifikat peserta harus lulus certification test beruapa post-test dari materi yang telah disampaikan, dan yang nilainya maksimal dapat mengikuti full program (kursus 3-6 bulan) melalui jalur fast-track dimana disini kita bisa belajar semua keterampilan praktis digital marketing. Selain digital marketing, Revou juga menyediakan mini course gratis untuk program data analytics, product management, dan business development. Bagi yang ingin belajar mandiri secara lebih fleksibel bisa mengikuti pelatihan di habiskerja.com. Mereka menyediakan berbagai pelatihan singkat bersertifikat seperti pembuatan website, sosial media ads, google ads, copy writing, dll, yang biayanya sangat terjangkau. 

Selanjutnya, khusus bagi yang memiliki minat atau ingin butuh meningkatkan skill penelitian dan publikasi ilmiah, dapat mengikuti berbagai pelatihan riset dan publikasi di Belajar.id. Skill ini tentunya sangat penting dimiliki oleh dosen, peneliti, serta mahasiswa baik sarjana, magister dan doktor yang sedang menyelesaikan tugas akhir. Untuk meningkatkan keterampilan ini kita bisa belajar di belajar.id dengan biaya yang sangat terjangkau juga. Dan kabar baiknya, disini juga tersedia workshop free-of-charge untuk overview setiap topik. Pengalaman saya belajar disini juga sangat insightful dan banyak skill baru melalui simulasi kasus, dari mulai membuat systematic literature review dengan NVIVO dan Mendeley, menyiapkan instrument penelitian kuantitatif dan kualitatif, mengolah data kualitatif dan kuantitatif dengan berbagai tools, dan strategi publikasi internasional. Mentornya sangat berpengalaman, dimana mereka adalah reviewer dan juga memiliki pengalaman publikasi internasional yang sangat memadai.

Tidak ada limit waktu untuk belajar, ini seperti kebutuhan seumur hidup. Apapun peran dan profesi kita, saya yakin setiap kita butuh selalu belajar hal baru sesuai perkembangan zaman saat ini. Bukan untuk mengunggulkan diri, tetapi untuk memberikan value added terhadap apapun PERAN kita. Pengalaman saya, semakin banyak belajar, semakin saya sadar bahwa pengetahuan dan keterampilan akan peran saya saat ini masih sangat dangkal.

Popular Posts

 
Support : facebook | twitter | a-DHA White Series
Copyright © 2013. Moving Forward - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger